Kisah Nyata PSK Berpendidikan S-2 Yang Menemukan Cinta Sejati

Kisah Nyata PSK Berpendidikan S-2 Yang Menemukan Cinta Sejati
Kisah Nyata
Wikipecinta mendapatkan kisah cinta seseorang  wanita.
Wanita cantik ini beinisial Nita, Wajahnya cantik, molek, dan manis bersinar mirip artis Asia Timur, anda bisa bayangkan betapa cantiknya Dia dan bahkan berkulit putih bersih halus mulus, bermata biru seperti memakai softlens. Tapi sayang pekerjaannya.
Saya bertanya kisah ini dan bermaksud minta izin untuk mempublikasikan kisah ini diblog, untung respon dari Nita sangatlah positif.

Nita mengawali ceritanya ketika ia kuliah, Nita mengambil jurusan Sastra Inggris di sebuah universitas swasta ternama. Di sana Nita merasa mudah mengikutinya dan banyak teman yang mau belajar dengannya, prestasi Nita juga lumayan bagus meskipun bukan lulusan yang terbaik. Ketika  KKN pun Nita sering dikritik sebagai mahasiswi pemalas, kurang suka gotong-royong dan berbicara kasar kepada teman-teman prianya yang dianggap sering menggoda dia.
Teman-teman lainnya berkata, “Nita, jangan suka bicara kasar dong, tahu malu sedikit gitu!” Nita terlalu tegas dan keras terhadap teman-teman prianya yang sebenarnya menaruh hati kepadanya (cerita nita dengan PeDenya), akhirnya Nita sulit punya pacar karena mereka tidak suka dengan sikap Nita yang keras dan kasar. Selain itu Nita juga menuntut pria yang sempurna, yaitu tampan, kaya, pintar yang ternyata sangat sulit dicari. Nita beranggapan bahwa menjadi seorang sarjana adalah yang paling penting.

Saat Nita lulus kuliah, Indonesia sedang dilanda krisis moneter yang berat dan waktu itu awal dimulai masa reformasi setelah era Orde Baru berakhir. Nita berusaha ke sana ke mari untuk mencari pekerjaan berbekal ijazah S-1, tapi sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok baginya. “Maaf, anda kurang cocok untuk bekerja sebagai guru, silakan mencari pekerjaan lain,” kata pemilik kursus bahasa Inggris. Setelah era reformasi berakhir biasanya orang mencari kerja melalui koneksi, pengalaman atau sejenisnya. Tapi Nita sama sekali belum punya pengalaman karena selama kuliah hanya belajar dan belajar saja, jarang bergaul dan tidak pernah bekerja di kantor dan sebagainya. Selain itu Nita juga tidak fasih bicara karena tidak pernah tampil di depan umum.

Akhirnya ada orang yang menawari Nita sebagai guru bahasa Inggris SMA di luar kota, tapi ibu Nita pada saat itu menolak. Nita pun melanjutkan pendidikan S-2 Pendidikan Bahasa Inggris dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Tapi setelah tamat S-2 pekerjaan yang menanti umumnya marketing yang kurang sesuai dengan bakat minat Nita. Nita bosan dengan pekerjaan tersebut dan mencoba melamar pekerjaan yang sesuai dengan bakat minatnya. Akhirnya Nita mendapatkan pekerjaan sebagai penerjemah dan pembimbing skripsi/thesis mahasiswa.
Namun honor yang diperolehnya tidak seberapa dan pekerjaan tersebut tidak rutin datang tiap hari sehingga tidak bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan kalau bekerja di kantor orang tuanya mengharapkan perusahaan yang tidak jauh dari rumahnya, ada antar jemput karena Nita tidak bisa menyetir kendaraan sendiri. Karena itu Nita sulit mendapatkan pekerjaan tetap di kantor.

Setelah umur 65 tahun ayah Nita pensiun dan ibu Nita mulai sakit-sakitan sehingga memerlukan biaya pengobatan yang besar, sedangkan gaji pensiun ayah Nita tidak seberapa besar. Adik Nita pun menikah mendahului Nita dan setelah menikah tinggal di rumah baru bersama istrinya. Nita merasa kesepian dan kekurangan, akhirnya Nita lari ke dunia internet tiap hari dan bermain Facebook dan berkenalan dengan sembarang orang tanpa dilihat baik buruknya dulu. Melalui internet semula ingin mencoba berkenalan dengan Nita, tapi setelah bertemu di dunia nyata kebanyakan mereka tidak ingin melanjutkan hubungan lagi atau tidak serius tapi hanya mengajak Nita ke hotel dan menidurinya. Sejak saat itu Nita mulai mengenal dunia PSK.

Nita melayani para pelanggannya dengan senang hati demi mendapatkan uang tambahan. Sekali main Nita dibayar 300 ribu, kadangkala 200 ribu atau 250 ribu. Tapi kadang-kadang jika ada pelanggannya yang royal, Nita bisa mendapatkan 500 ribu sekali main. Pada masa itu 500 ribuan sudah sangat besar dan dalam seminggu Nita biasanya mendapatkan 4-6 pelanggan. Nita tentu juga menyesuaikan jadwal mainnya dengan tugas-tugas pekerjaan lain secara diam-diam dan tanpa sepengetahuan orang tuanya maupun kenalan-kenalan lainnya.

Nita berprofesi sebagai PSK atau tukang pijat refleksi atau gadis panggilan sampai setahun lamanya dan hasilnya lumayan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semuanya direncanakan dengan rapi dan jitu. Tapi suatu saat salah seorang calon pelanggannya berkata, “Saya dulu pernah main seks dengan seorang wanita di hotel tapi sekarang wanita itu sudah bertobat dan sekarang buka toko, tidak mau melacur lagi. Bisakah kamu bertemu dengan saya sekarang ini?” “Baiklah”. Setelah bertemu calon pelanggannya itu berkata, “Kalau dilihat dari profilmu di Facebook dan dari penampilan anda, sepertinya anda ini orang baik-baik, cerdas, dan dari keluarga baik-baik. Tapi kenapa kamu mau melakukan pekerjaan seperti itu?” “Karena hasil saya bekerja freelance tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.” “Orang tuamu masih hidup? Kamu punya saudara atau tidak?” “Orang tuaku masih hidup, tapi ayahku sudah 5 tahun pensiun dan ibuku mulai sakit-sakitan dan butuh biaya banyak.” “Kamu khan sarjana, kenapa tidak bekerja tetap saja di kantor?” “Karena saya tidak bisa setir kendaraan sendiri dan orang tua tidak memperbolehkan saya bekerja terlalu jauh dari rumah?”

Kalau begitu kamu cukup pijati saya dan saya ajak kamu makan-makan, mau? Saya sendiri sekarang juga telah bertobat dan saya sekarang aktif di gereja dan tidak mau bermain dengan PSK lagi. Saya sudah menikah dan bahagia dengan istri dan anak-anak. Setelah Nita melayani pijat refleksi dan diajak makan oleh pelanggannya, pelanggannya itu memberikan Nita uang sejuta lalu berkata, “Di mana rumahmu. Tolong jujur saja berikan kepadaku alamatmu yang lengkap dan nomor telepon rumahmu. Saya sebetulnya mau berkenalan dengan kamu lebih dalam, saya tidak tega membiarkan kamu merelakan diri jadi PSK kalau melihat sikap dan penampilan anda itu.

 “Saya punya teman yang belum menikah umur 40 tahun dan kerjanya sudah mapan sekali, punya beberapa usaha seperti restoran, butik baju, dan kursus. Orangnya ganteng dan pintar, lulusan S-2 seperti anda juga, dia juga dari keluarga baik-baik. Tapi saya sudah telepon orangnya dan saya ceritakan apa adanya tentang diri anda dan dia bilang tidak masalah, mau terima anda apa adanya. Kamu mau?” “Ya, saya senang sekali karena dari dulu saya harapkan orang seperti demikian.” “Besok bisa saya dengan orang itu ke rumahmu?” “Baiklah”.

Setelah perkenalan di rumah Nita ternyata orang tua Nita sangat setuju dan lalu menanyakan kepada calon suami Nita, “Boby, kapan kamu mau tunangan dan menikah?” Jawab Boby, “Ya, secepatnya saja. Bagaimana kalau tunangan 3 bulan lagi dan menikah 6 bulan sesudahnya agar bisa merencanakan semuanya dengan siap dan teratur?” “Baiklah”. Nita akhirnya menikah dan pesta dengan meriah dengan 1.000 orang undangan yang hadir di situ. Setelah menikah suami Nita sudah punya rumah baru yang besar dan bagus dan siap ditempati. Orang tua Nita berkata, “Boby, jaga Nita baik-baik, ya”. Akhirnya Nita hidup berbahagia bersama suaminya dan bertobat, aktif di gereja bersama suaminya juga dan orang tua Nita pun juga diubahkan kehidupannya, bisa ikut membantu usaha menantunya, ibu Nita jadi sehat kembali dan mereka juga sama-sama aktif di gereja.

Nasehat dari nita untuk kita semua.*
Hidup ini memang keras tapi janganlah sekalipun kamu melenceng, saya merasa menyesal seumur hidup, karena telah masuk ke dunia tersebut dan yang hal paling saya kecewakan adalah saya tidak bisa memberikan hal yang terbaik untuk suami saya.
Semoga artikel Kisah Nyata PSK Berpendidikan S-2 Yang Menemukan Cinta Sejati bermanfaat
THANKS FOR WRITE

2 komentar


EmoticonEmoticon